Pembelajaran Bahasa Jawa merupakan kegiatan pembelajaran untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih ditekankan pada kegiatan proses, karena siswa dituntut aktif selama proses pembelajaran. Namun kenyataannya pembelajaran bahasa jawa di lapangan menemui beberapa permasalahan, diantaranya (a) guru masih berorientasi pada buku teks; (b) sumber belajar hanya dari buku pelajaran sehingga pembelajaran kurang menarik; (c) ada suatu kecenderungan pemahaman yang salah bahwa pembelajaran bahasa jawa ada
ABSTRAK
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Teks Narasi
Bahasa Jawa melalui Penerapan
Model Picture and Picture di Kelas VII SMP Teuku
Umar Semarang
Tahun
Pelajaran 2021/2022”.
Anita Nofriyantina Sari, S. Pd
SMP Teuku Umar Semarang
Pembelajaran
Bahasa Jawa merupakan kegiatan pembelajaran untuk memperoleh ilmu pengetahuan
yang lebih ditekankan pada kegiatan proses, karena siswa dituntut aktif selama
proses pembelajaran. Namun kenyataannya pembelajaran bahasa jawa di
lapangan menemui beberapa permasalahan, diantaranya (a) guru masih berorientasi
pada buku teks; (b) sumber belajar hanya dari buku pelajaran sehingga
pembelajaran kurang menarik; (c) ada suatu kecenderungan pemahaman yang salah
bahwa pembelajaran bahasa jawa adalah pelajaran yang cenderung pada hafalan. Hal
ini dapat dilihat dari data hasil belajar prasiklus dari jumlah 27 siswa, hanya 15
siswa atau 44% yang mencapai ketuntasan belajar. Untuk itu, peneliti melakukan penelitian guna meningkatan hasil belajar
serta keaktifan siswa kelas VII SMP Teuku Umar Semarang pada materi Teks Narasi
melalui penerapan model Picture and Picture.
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan maka
permasalahanannya adalah “Bagaimana cara meningkatkan
hasil belajar serta keaktifan siswa kelas VII SMP Teuku Umar Semarang pada
materi Teks Narasi melalui penerapan model Picture and Picture?”.
Berdasarkan analisis hasil belajar siklus
II dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil
belajar serta keaktifan siswa pada pembelajaran Bahasa
Jawa materi Teks
Narasi kelas VII SMP Teuku Umar Semarang
tahun pelajaran 2021/2022 sejumlah 23 siswa
mencapai KKM dengan ketuntasan klasikal 85%
dan keaktifan siswa 70%.
Kata
Kunci: Pembelajaran Bahasa Jawa, Teks Narasi, Model pembelajaran Picture and Picture
Pendahuluan
Latar
Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Jawa merupakan kegiatan pembelajaran untuk memperoleh ilmu pengetahuan
yang lebih ditekankan pada kegiatan proses, karena siswa dituntut aktif selama
proses pembelajaran guna menambah wawasan ilmu pengetahuan siswa melalui
serangkaian kegiatan yang mendorong siswa menuju proses penemuan. Proses yang
dilakukan untuk mencari pengetahuan dan kebenaran ilmiah tersebut dilakukan
melalui ketrampilan proses sains.
Sayangnya,
di pembelajaran Bahasa Jawa Teks narasi SMP Teuku Umar Semarang hal tersebut seringkali tidak berlangsung
sesuai harapan. Akibatnya, hasil yang diperoleh tidak dapat dicapai secara
optimal. Kenyataan
ini terjadi pula pada pembelajaran pembelajaran Bahasa Jawa materi Teks Narasi
pada hari Sabtu, 9 April 2022.
Data pencapaian hasil belajar menunjukkan
ketuntasan hasil belajar yang rendah. Hasil Ulangan
Harian Mata Pelajaran Bahasa Jawa pada
kelas VII masih
banyak siswa yang belum mencapai KKM yaitu 74. Dari 27 siswa, yang sudah mencapai KKM hanya 12 siswa dengan nilai rata-rata siswa adalah 64 dan persentase ketuntasan adalah 44%.
Selain itu, diketahui pula bahwa selama pembelajaran berlangsung, semangat siswa
dalam mengikuti pembelajaran sangat kurang, siswa lebih banyak diam dan pasif
dalam mengikuti pelajaran. Pada saat guru mengevaluasi materi yang disampaikan
dengan memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi yang sudah dijelaskan
siswa lebih banyak diam tidak berani
menjawab pertanyaan.
Dari hasil analisis dan diskusi dengan teman
sejawat, rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan karena peserta didik
menganggap mata pelajaran Bahasa Jawa merupakan
mata pelajaran sulit dan kurang menyenangkan. Selain itu, guru tidak menerapkan
metode pembelajaran yang memacu siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan data permasalahan di atas peneliti
menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan
hasil belajar dan keaktifan siswa pada pembelajaran Bahasa Jawa yang dapat mendorong keterlibatan
siswa dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan aktifitas dan semangat belajar
siswa diperlukan model pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa, membuat
siswa nyaman mengikuti kegiatan belajar mengajar dan menimbulkan suasana
menyenangkan di dalam kelas.
Tujuan
menggunakan model pembelajaran adalah untuk untuk memberikan arah dalam
pelaksanaan pembelajaran, sehingga guru harus mampu memilih dan menerapkan
model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif, dan dapat dengan mudah
memahami materi yang disampaikan, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu model Picture and Picture.
Penelitian
ini menggunakan model Picture and Picture. Menurut Suprijono, Shoimin (2014, hlm. 122) menyatakan bahwa pengertian model
pembelajaran picture and picture adalah model belajar yang
mengandalkan gambar yang menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran,
tepatnya gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Maka dari itu,
sebelumnya guru harus sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan, baik dalam
bentuk poster, kartu ukuran besar, maupun ditampilkan menggunakan proyektor
LCD.
Menurut Komalasari
(2013:3) Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan
pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis
agar pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan
efesien. Dengan model pembelajaran picture
and picture guru menggunakan alat bantu atau media gambar
untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan
menggunakan alat bantu atau media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti
pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga
apapun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam
hati, serta dapat diingat kembali.
Berdasarkan
latar belakang dan penelitian di atas maka penelitian ini penting untuk diadakan perbaikan. Adapun laporannya disusun dalam
bentuk laporan hasil penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Teks Narasi Bahasa Jawa Melalui Penerapan Model Picture and Picture di kelas VII SMP Teuku Umar Semarang Tahu plajaran 2021/2022”.
Analisis Masalah
Berdasarkan
hasil diskusi guru dengan teman sejawat, rendahnya hasil belajar
Bahasa Jawa materi Teks Narasi di kelas VII SMP Teuku umar
Semarang dimungkinkan akibat
beberapa faktor berikut 1) Faktor
pertama, guru masih berorientasi pada metode ceramah sehingga pembelajaran
berlangsung tidak menarik dan tidak mendorong siswa terlibat secara aktif dalam
pembelajaran., 2) Faktor kedua,
sumber belajar hanya dari buku pelajaran sehingga pembelajaran kurang menarik, 3) Faktor ketiga, ada pemahaman yang salah bahwa
pembelajaran Bahasa Jawa adalah
pelajaran yang cenderung pada hafalan sehingga pelajaran yang membosankan bagi
siswa.
Prioritas Pemecahan
Masalah
Dari penyebab-penyebab masalah
tersebut, dapat dilakukan beberapa kemungkinan atau alternatif perbaikan hasil
pembelajaran, yaitu 1) Guru memodifikasi
pembelajaran sehingga menarik bagi siswa dan membekali diri dengan pengetahuan
dan pengalaman berupa gambar-gambar yang berkaitan materi pembelajaran Teks
Naarsi, 2) Guru melakukan pengayaan materi dengan memberikan sumber belajar
kepada siswa yang lebih menarik, 3) Guru melaksanakan pembelajaran yang
menuntut praktik langsung menulis Teks Narasi atau siswa diminta mencari gambar
dari internet yang berhubungan dengan Teks Narasi.
Berdasarkan diskusi dengan teman
sejawat, upaya paling tepat untuk perbaikan pembelajaran Teks Narasi di kelas VII SMP Teuku umar Semarang adalah dengan menerapkan model pembelajaran Picture and Picture.
Dalam model pembelajaran picture and picture guru
menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau
memfasilitasi siswa untuk aktif belajar.
Dengan menggunakan alat bantu atau
media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik
dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang disampaikan
bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat
kembali. Selain itu penerapan model pembelajaran ini diharapkan dapat membuat
siswa aktif, dan dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan, serta
dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Perbaikan pembelajaran dilakukan dalam bentuk penelitian
tindakan kelas yang laporannya disusun dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Teks Narasi Bahasa Jawa Melalui Penerapan Model Picture and Picture di kelas VII SMP Teuku umar Semarang Tahun Pelajaran 2021/2022”.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
identifikasi, analisis, dan alternatif pemecahan masalah, maka ada dua rumusan
masalah dalam penelitian perbaikan pembelajaran. Pertama, “Bagaimana cara
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Teuku
umar Semarang pada materi Teks Narasi
Bahasa jawa melalui penerapan model Picture and Picture?”.
Kedua,
”Bagaimana cara meningkatkan
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada materi Teks Narasi melalui
penerapan model Picture and Picture di kelas VII SMP Teuku
umar Semarang?”.
Tujuan
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah yang
diajukan, tujuan penelitian secara umum adalah untuk memperbaiki pembelajaran Bahasa
Jawa di SMP Teuku umar Semarang.
Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan
peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMP Teuku umar Semarang pada materi Teks
Narasi melalui penerapan model Picture and Picture, (2) Mendeskripsikan peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran pada materi Teks Narasi melalui penerapan model Picture
and Picture di kelas VII
SMP Teuku umar Semarang.
Manfaat Penelitian
Penelitian pembelajaran Bahasa Jawa menggunakan model pembelajaran Picture
and Picture ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi perkembangan pendidikan, baik manfaat secara teoretis maupun secara praktis.
Secara teoritis, Jika penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan model pembelajaran Picture and Picture terbukti mampu
meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa pada pelajaran Bahasa Jawa materi Teks Narasi, Berarti hasil penelitian ini dapat dijadikan
landasan teori untuk
kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya.
Secara praktis bermanfaat bagi guru dan
siswa. Manfaat bagi siswa
mampu meningkatkan keaktifan siswa untuk lebih berperan aktif dalam kegiatan
belajar mengajar dan dapat mengembangkan kemampuannya secara maksimal terutama
dalam hal bereksplorasi, mengemukakan pendapat, dan mengembangkan potensi diri
serta kreativitasnya.
Manfaat bagi guru mampu meningkatkan kreativitas dan kemampuannya dalam menerapkan strategi dan model
pembelajaran yang bermakna dan bervariasi. Selain itu,
penelitian ini bermanfaat pula bagi sekolah, yaitu sekolah dapat menggunakan hasil penelitian ini
sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam meningkatkan layanan dan prestasi
sekolah.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Belajar
Pengalaman yang terjadi
dalam kehidupan membuat perubahan-perubahan dalam diri individu, dan bukan
karena adanya perkembangan dan pertumbuhan tubuhnya atau karakter individu yang
dibawa sejak lahir secara umum dapat dinamakan belajar (Al-Tabani, 2015:18).
Belajar dapat dikatakan juga sebagai upaya seseorang yang dilakukan melalui
proses yang baru secara keseluruhan untuk memperoleh perubahan tingkah laku,
melalui interaksi dengan lingkungannya sebagai hasil pengalamannya sendiri
(Slamet, 2010:2).
Senada dengan pendapat di atas,
Suyono & Hariyanto (2014:9) mengatakan bahwa proses suatu kegiatan atau
aktivitas untuk memperoleh pengetahuan, memperbaiki perilaku, sikap dan
mengokohkan kepribadian serta meningkatkan ketrampilan bisa dinamakan belajar.
Berdasarkan
pendapat tersebut maka dapat disimpulkan, belajar adalah suatu perubahan dalam
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperoleh individu dalam suatu proses
pengalaman. Dalam hal ini dapat dikatakan arti perubahan menuju kearah yang
lebih baik, sehingga pengetahuan, ketrampilan, dan sikap individu terjadi
peningkatan.
Hakikat Hasil Belajar
Menurut
Susanto (2013:5), perubahan-perubahan yang terjadi
pada diri peserta didik, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar marupakan hasil belajar. Selain itu, Rusman (2013:123), berpendapat
bahwa yang dinamakan hasil belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata
pelajaran saja, melainkan juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan,
minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan
dan harapan.
Berdasarkan pendapat di
atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah adanya perubahan-perubahan yang terdapat pada diri seseorang karena
adanya sejumlah pengalaman yang diperoleh seseorang tersebut. Penguasaan
konsep teori mata pelajaran, penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan,
minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan
dan harapan, serta perilaku yang dimaksud
dalam perubahan diri seseorang.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Siregar (2014: 6), mengatakan bahwa ada
delapan kecenderungan umum mengapa seseorang mau belajar antara lain karena 1) Dorongan rasa
ingin tahu yang kuat, 2) Melakukan penyempurnaan dari apa yang sudah diketahuinya,
3) Meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri, 4) Mampu
bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya, 5) Untuk
mengetahui ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai tuntunan zaman dan lingkungan
di sekitarnya, 6) Memenuhi kebutuhan biologis dan aktualisasi diri manusia maka akan
muncul dorongan dalam diri manusia untuk belajar, 7) Mencapai cita-cita sebagai
manusia yang membutuhkan aktualisasi diri maka cita-cita adalah hal lain yang
mampu mendorong seseorang untuk belajar, 8) Sebagian orang ada yang mau belajar
hanya karena untuk mengisi waktu luang yang belum bisa dimanfaatkan dengan baik
oleh seseorang tersebut.
Menurut Daryanto
(2010:36-50), mengungkapkan beberapa Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
meliputi faktor intern dan ekstern. Faktor intern berasal dari dalam diri
siswa. Faktor ini meliputi 1) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan
cacat tubuh, 2) Faktor kelelahan meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan
rohani, 3) Faktor psikologis, meliputi inteligensi (kecakapan), perhatian,
minat, bakat, motif (latihan/kebiasaan), kematangan, dan kesiapan.
Faktor ekstern adalah faktor yang berpengaruh terhadap belajar yang berasal dari luar diri siswa. Faktor
ini meliputi faktor sekolah, keluarga, dan masyarakat. faktor sekolah mencakup metode mengajar,
kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
Faktor keluarga mencakup cara orang tua
mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. Faktor masyarakat antara lain mencakup faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam
masyarakat, seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul
dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar anak.
Pembelajaran Picture
and Picture
Model pembelajaran picture
and picture adalah model pembelajaran yang memanfaatkan gambar (atau
produk visual lain) sebagai media pembelajarannya, model ini mirip dengan example
non example, yang mengharuskan siswa untuk memasangkan dan mengurutkan
beberapa gambar dalam urutan yang logis (Suprijono dalam Huda 2014, hlm. 236).
Pendapat yang
sama oleh Suprijono dalam Shoimin (2014, hlm.
122), menyatakan bahwa model
pembelajaran picture and picture merupakan model belajar yang mengandalkan
gambar yang menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran, tepatnya gambar
dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Maka dari itu, sebelumnya guru
harus sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan, baik dalam bentuk poster,
kartu ukuran besar, maupun ditampilkan menggunakan proyektor LCD.
Model pembelajaran picture
and picture merupakan sebuah model guru menggunakan alat bantu atau
media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk
aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu atau media gambar, diharapkan
siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang
menyenangkan sehingga apa pun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik
dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali.
Pembelajaran ini memiliki
ciri-ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Inovatif artinya setiap
pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik
minat peserta didik. Kreatif artinya setiap pembelajarnya harus menimbulkan
minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan
suatu masalah dengan menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh
siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran Picture
and Picture menurut Suprijono dalam Huda (2014:236), antara lain 1) Guru
meyiapkan dan menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, 2) Meyajikan materi
sebagai pengantar, 3) Guru menujukkan atau memperlihatkan gambar-gambar
kegiatan berkaitan dengan materi, 4) Pendidik/guru menujuk atau memanggil siswa
secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang
logis, 5) Guru menayakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut, 6)
Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep atau materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, 7) Langkah terakhir, guru
memberikan kesimpulan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh siswa dalam
pembelajaran.
Maka dapat
disimpulkan bahwa model Picture
and Picture adalah
model pembelajaran yang menggunakan beberapa gambar sebagai media yang menarik
dan memberikan konteks tambahan terhadap suatu materi.
Kelebihan Model Pembelajaran Picture and Picture
Menurut Suprijono (dalam Huda 2014, hlm. 239), model pembelajaran picture
and picture memiliki kelebihan, yaitu 1) Siswa
dilatih berfikir logis dan sistematis, 2) Guru
lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, 3) Motivasi siswa untuk belajar semakin
dikembangkan, 4) Siswa
dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas, 5) Siswa dibantu belajar berfikir
berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan
siswa dalam praktek berfikir.
Jadi, pada dasarnya model pembelajaran picture and picture dapat mengkondisikan siswa
untuk berfikir secara aktif dan kreatif, dan mendorong siswa menarik kesimpulan sendiri berdasarkan
hasil hasil praktek berfikir yang mereka lakukan.
Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang
pembelajaran model Picture and Picture
ini menggunakan beberapa
hasil penelitian yang bersinggungan dengan judul penelitian penulis, yaitu
diantaranya hasil penelitian yang dilakukan oleh adalah Ahmad Kharis (2018) yang berjudul “Upaya peningkatan keaktifan siswa melalui model pembelajaran Picture and Picture berbasis IT pada Tematik”. Ahmad
Kharis membuktikan bahwa model pembelajaran Picture
And Picture dapat meningkatkan
keaktifan siswa.
Terbukti dari hasil penelitian yang
menunjukkan adanya peningkatan
keaktifan pada pra
siklus dengan persentase 51,55%, dan meningkat menjadi 81,82% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 93,94% pada siklus II.
Ahmad Kharis menyimpulkan persamaan dari penelitiannya yaitu sama-sama
menerapkan model
pembelajaran
Picture and Picture dan pembelajaran yang digunakan sama-sama tematik. Perbedaan dari penelitian Ahmad Khalis ialah menggunakan pra siklus dan hanya sampai pada siklus II, kelas yang diambil adalah kelas IV dan tempat penelitian ini yaitu di SD Negeri Bener
01.
Berbeda dengan Ahmad Khalis , Aden
Arif Gaffar (2017)
melakukan penelitian dengan judul “Penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri
3 Terisi pada
pembelajaran IPA”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan model Picture and Picture dalam pembelajaran IPA dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII
A SMP Negeri 3 Terisi. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya peningkatan nilai hasil belajar siswa
pada prasiklus sampai pada siklus II. Adapun persentase ketuntasan
prasiklus yaitu 35%, pada siklus I persentase
ketuntasan meningkat
menjadi sekitar
55% dan pada siklus II persentase ketuntasan kembali meningkat menjadi
77,5%.
Aden Arif Gaffar menyimpulkan
persamaan dari penelitiannya yaitu sama-sama menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture And Picture. Adapun perbedaan dari penelitian
di atas ialah penelitian ini menggunakan pra siklus dan hanya sampai
pada siklus II, mata pelajaran yang diambil
adalah IPA, kelas yang diambil adalah kelas
VII
dan tempat penelitian ini yaitu SMP Negeri
3.
Selain perbedaan dari penelitian dari Ahmad Khalis dan
Aden
Arif Gaffar,
Joko
Suseno (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan keaktifan belajar
melalui model pembelajaran Picture
And Picture mata pelajaran ilmu pengetahuan alam siswa kelas V SDN
2 Mendak tahun pelajaran 2012/2013” juga membuktikan keaktifan siswa dikatakan
meningkat. Peningkatan keaktifan
belajar pendidikan
ilmu
pengetahuan alam dapat dilihat dari hasil observasi. Presentase
keaktifan siswa
pada siklus I adalah
81,25% dan pada siklus II adalah 93,75%. Joko
Suseno mengatakan ada persamaan dalam penelitiaannya yaitu sama-sama menerapkan
model pembelajaran Picture and
Picture dan meningkatkan keaktifan siswa dan kelas yang sama yaitu kelas V.
Adapun perbedaan dari
penelitiannya ialah hanya
sampai
pada siklus II,
Penelitian dilakukan
di Mendak Kecamatan Delanggu, dan mata
pelajaran yang diambil
berbeda yaitu ilmu
pengetahuan alam.
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian
serta Pihak yang Membantu
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Teuku umar Semarang Ajaran
2021/2022 dengan jumlah
murid
27 siswa yang terdiri dari anak 16 laki – laki dan 11 anak
perempuan. Penelitian ini dilakukan di SMP Teuku umar
Semarang yang beralamatkan di Jalan Karangrejo Timur I/3 Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. Alasan
mengambil tempat penelitian tersebut karena jarak sekolah yang lebih dekat dengan rumah peneliti. Dengan
penelitian pembelajaran di SMP yang
lebih dekat dengan rumah peneliti sendiri tentunya akan memudahkan
bagi peneliti dalam melakukan
penelitian serta memperoleh data. Di sisi lain, hasil dari
penelitian akan langsung dapat dimanfaatkan ataupun ditindaklanjuti.
Mata pelajaran yang akan dijadikan
materi dalam penelitian ini adalah Bahasa Jawa dengan materi Teks Narasi. Pemilihan materi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
materi ini diajarkan pada semester I dan salah satu materi yang dianggap banyak hafalannya dan materi yang sulit bagi anak-anak. Hasil pembelajaran
siswa banyak yang tidak mencapai batas ketuntasan sehingga perlu adanya
perbaikan pembelajaran.
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilakukan. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2021/2022 dengan perincian sebagai berikut : (1) Prasiklus
dilaksanakan pada tanggal 16
April 2022, (2) Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 21 April 2022, (3) Siklus
2 dilaksanakan pada tanggal 12
Mei 2022.
Peneliti sebagai
perancang tindakan maksudnya adalah peneliti membuat rancangan pembelajaran
selama berlangsungnya penelitian. Pada saat penelitian, peneliti memerlukan
bantuan dari Kepala sekolah, observer, dan teman sejawat yang dalam penelitian
ini mempunyai tugas, tanggung jawab dan kepentingan yang berbeda tetapi
mempunyai tujuan yang sama yaitu memecahkan masalah-masalah yang muncul di
kelas saat pembelajaran. Untuk itu peneliti
meminta bantuan kepada Bapak Kamil
Azizi, S.Pd.
M. Pd sebagai supervisor.
Desain Prosedur Perbaikan
Pembelajaran
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Hopkins (dalam
Arikunto, 2014: 105), yaitu berbentuk spiral dari siklus
yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection
(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah
direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I
dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II, yang terbagi atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Siklus I
Perencanaan siklus I meliputi 1) Menyiapkan gambar-gambar pemanfaatan energi angin, air
dan matahari, 2) Menyiapkan papan tulis yang sudah ditempeli nama energi untuk
menempelkan gambar sesuai jenis pemanfaatannya., 3) Menyiapkan lembar kerja peserta didik dan lembar observasi,
4) Alat untuk mendokumentasi kegiatan pembelajaran berupa handphone.
Pelaksanaan
Tindakan dimulai saat bel masuk berbunyi,
siswa kelas VII masuk kelas dan menempati
tempat duduknya masing-masing. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan memberi
ucapan salam dan menanyakan kabar. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a
kemudian mengkondisikan kelas agar siswa
siap untuk belajar.
Adapun kegiatan inti siklus I terdiri atas eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Pada kegiatan ekplorasi guru membuka kegiatan dengan memperlihatkan gambar aktifitas kegiatan
sekolah, Kemudian guru mengajukan pertanyaan: “anak-anak aktifitas apa
yang ada digambar? Jelaskan pengertian dari kegiatan diekolah? Apa sajakah manfaat kegiatan disekolah?”. Tujuannya agar siswa yang sebelumnya
pasif mendengarkan penjelasan guru berubah menjadi aktif dalam pembelajaran.
Setelah banyak tanggapan dari siswa, guru mulai meluruskan berbagai jawaban
dari siswa dengan memberikan pemaparan mengenai kegiatan disekolah.
Dalam
kegiatan elaborasi, siswa menentukan subtopik yang akan dibahas dalam kegiatan
diskusi dengan jawaban saat guru memberikan pertanyaan sesuai materi yang akan dibahas. Dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri
dari 5-6 anak/kelompok, kemudian guru membagikan lembar gambar teks narasi
untuk diskusi siswa. 2) Lalu siswa berdiskusi
bersama kelompoknya. 3) Setelah selesai perwakilan kelompok mempresentasikan di depan kelas. Adapun kegiatan konfirmasi berupa guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah
dibahas.
Bagian
akhir dari kegiatan inti berupa penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh
siswa dan guru, serta mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui seberapa
kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran di siklus I.
Kegiatan observasi dilaksanakan secara
kolaboratif dengan guru untuk mengamati aktivitas dan keaktifan siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture.
Setelah pembelajaran berakhir di akhir siklus I dilaksanakan
kegiatan
refleksi. Refleksi dilakukan untuk mengolah dan
menganalisis permasalahan serta kelebihan dan
kekurangan yang
tejadi dalam proses pembelajaran. Refleksi
dilakukan atas
dasar perolehan hasil tes dan observasi.
Refleksi dilakukan untuk menghindari kesalahan berulang pada siklus
selanjutnya sehingga dapat berjalan dengan
baik.
Selanjutnya
peneliti melakukan analisis tentang kekurangan pelaksanaan siklus I dan
merencanakan tindakan lanjut dalam siklus II.
Siklus II
Perencanaan siklus II meliputi 1) Menyiapkan gambar-gambar kegiatan di rumah, 2) Menyiapkan papan tulis yang
sudah ditempeli kegiatan di drumah, 3) Menyiapkan lembar kerja peserta didik dan lembar observasi, 4) Alat untuk
mendokumentasi kegiatan pembelajaran berupa handphone.
Pelaksanaan
Tindakan dimulai saat bel masuk berbunyi,
siswa kelas VII masuk kelas dan menempati
tempat duduknya masing-masing. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan memberi
ucapan salam dan menanyakan kabar. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a
kemudian mengkondisikan kelas agar siswa
siap untuk belajar.
Selanjutnya guru melakukan apersepsi
dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi. Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran dan cakupan materi sesuai silabus.
Adapun kegiatan inti siklus II terdiri atas eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan
ekplorasi guru
membuka kegiatan dengan memperlihatkan gambar
kegiatan
drumah, Kemudian guru mengajukan pertanyaan: “anak-anak kegiatan apa yang ada digambar? Jelaskan kegiatan yang ada dirumah? Apa sajakah manfaat kegiatan dirumah?”. Tujuannya agar siswa yang sebelumnya pasif mendengarkan penjelasan guru berubah menjadi aktif
dalam pembelajaran. Setelah banyak tanggapan dari siswa, guru mulai meluruskan
berbagai jawaban dari siswa.
Dalam
kegiatan elaborasi, siswa menentukan subtopik yang akan dibahas dalam kegiatan
diskusi dengan jawaban saat guru memberikan pertanyaan sesuai materi yang akan dibahas. Dengan
langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 5-6 anak/kelompok, kemudian guru membagikan lembar gambar manfaat kegiatan
dirumah untuk diskusi siswa. 2) Lalu siswa berdiskusi
bersama kelompoknya, 3) Setelah selesai perwakilan kelompok mempresentasikan di depan kelas. Adapun kegiatan konfirmasi berupa guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah
dibahas.
Bagian
akhir dari kegiatan inti berupa penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh
siswa dan guru, serta mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui seberapa
kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran di siklus II.
Kegiatan observasi dilaksanakan secara
kolaboratif dengan guru untuk mengamati aktivitas dan keaktifan siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture.
Setelah pembelajaran berakhir di akhir siklus dilaksanakan
kegiatan
refleksi. Refleksi dilakukan untuk mengolah dan menganalisis
permasalahan serta kelebihan
dan kekurangan yang tejadi dalam proses pembelajaran. Refleksi
dilakukan atas
dasar perolehan hasil tes dan observasi.
Refleksi dilakukan untuk menghindari kesalahan berulang pada siklus
selanjutnya sehingga dapat berjalan dengan
baik. Apabila pada siklus II terjadi
peningkatan hasil belajar secara optimal maka tidak perlu ada penelitian
selanjutnya.
Instrument Penelitian
Instrumen
yang digunakan pada penelitian ini
terdiri atas instrumen tes dan non tes. Instrument tes berupa instrumen
evaluasi yaitu alat untuk
memperoleh data hasil belajar yang telah diberikan kepada siswa. Sedang bentuk
tes yang digunakan adalah tes tertulis berupa soal pilihan ganda sebanyak 20
soal pada siklus I dan 10 soal pada siklus II di mana setiap item yang benar
nilai 5, dan salah 0 pasa siklus I, benar nilai 10 salah 0 pada siklus II.
Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh suatu model Picture and Picture dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Menurut V. Wiratna Sujarweni (2014, hlm.
93) mengatakan bahwa “data kuantitatif merupakan data yang berupa angka dalam
arti sebenarnya”. Data kuantitatif berupa angka-angka yang diambil dari hasil evaluasi setelah diadakan pembelajaran diolah dengan
menggunakan teknik deskriptif persentase. Nilai dianalisis berdasarkan
pencapaian siswa yakni nilai tertinggi, terendah, jumlah, rerata kelas, dan
ketuntasan.
Sedangkan menurut V. Wiratna Sujarweni (2014, hlm. 89)
data kualitatif secara sederhana dapat disebut data hasil katagori (pemberian
kode) untuk isi data yang berupa kata atau dapat diidentifikasikan sebagai data
bukan angka tetapi diaangkakan, contohnya jenis kelamin, status, dan lain
sebagainya. Jadi, Data Kualitatif merupakan suatu metode penelitian yang
bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa serta untuk memperoleh
respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
Data
kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru
dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Picture and Picture serta hasil lembar observasi
yang kemudian dijabarkan dalam bentuk deskriptif kualitatif dipaparkan dalam
kalimat yang dipisah-pisahkan menurut
kriteria dalam beberapa paragraf
agar diperoleh kesimpulan. Instrumen aktifitas siswa yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket dengan skala Likert.
. Hasil observasi dianalisis menggunakan teknik
deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan
kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh
kesimpulan. Analisis Data ini diperoleh
dari hasil observasi keaktifan peserta didik dalam setiap siklus penelitian,
yaitu dua
siklus penelitian.
Indikator
Keberhasilan Penelitian
Menurut Maharani (2014, hlm.127) berpendapat
bahwa “Indikator keberhasilan adalah suatu kriteria yang digunakan untuk
melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas”.
Indikator keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas
ini adalah 85% dari 27 siswa kelas VII SMP
Teuku umar Semarang mengalami ketuntasan belajar klasikal pada mata pelajaran Bahasa
Jawa materi teks narasi
dengan nilai KKM 74. Adanya
peningkatan keaktifan belajar peserta didik pada kategori sangat aktif dan
aktif yang mencapai 80%.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Deskripsi
Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran
Prasiklus
Perolehan hasil belajar Bahasa jawa pada kelas VII SMP Teuku umar Semarang materi
pemanfaatan energi pada prasiklus masih kurang maksimal. Berdasarkan observasi yang dilaksanakan oleh peneliti sebagian siswa cenderung kurang memperhatikan saat
guru menjelaskan karena proses kegiatan pembelajarannya kurang menarik.
Proses pembelajaran prasiklus,
guru menggunakan metode ceramah dan penugasan, belum menggunakan model pembelajaran
yang dapat mengaktifkan siswa secara menyeluruh. Dari hasil evaluasi prasiklus banyak nilai siswa yang
tidak tuntas dalam belajar dan belum mencapai KKM yaitu 74 yang telah ditetapkan. Dari 27 siswa terdapat
12 siswa yang tuntas atau 44 %, dan siswa tidak tuntas sebanyak 15 siswa atau
56%. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 90 dan nilai yang terendah adalah
30. Nilai rata-rata kelas adalah 64.
Berdasarkan data hasil
evaluasi prasiklus siswa rata-rata nilai sebesar 64 dan ketuntasan klasikal
baru mencapai 44%. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal hasil
evaluasi pembelajaran bahasa
jawa materi teks narasi tergolong rendah belum mencapai 50%.
maka
dari itu perlu diadakan penelitian tindakan kelas siklus I agar siswa menjadi
lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran serta hasil belajar bahasa jawa
dapat ditingkatkan melalui model Picture and Picture.
Hasil Analisis Siklus I
Hasil evaluasi siklus I ketuntasan klasikal telah mencapai
67% sedangkan yang tidak tuntas 33 %. Hal tersebut menunjukkan masih dibawah
indikator kinerja yaitu ketuntasan klasikal 80%. Namun rata-rata hasil belajar
mengalami peningkatan dari data awal sebesar 64 meningkat menjadi 74. Data keaktifan siswa menunjukkan bahwa siswa yang aktif
dalam pembelajaran ada 9 siswa atau 33,33%, sedangkan siswa yang
memiliki keaktifan dengan kriteria rendah ada 18 siswa atau 66,66% dari 27 siswa. Dengan demikian dapat dikatakan keaktifan siswa pada
perbaikan pembelajaran siklus I kurang
aktif sehingga perlu ada peningkatan pada perbaikan di siklus
II.
Hasil Analisis Siklus II
Hasil evaluasi siklus II ketuntasan klasikal telah
mencapai 85% sedangkan yang tidak tuntas 15 %. Hal tersebut menunjukkan masih
dibawah indikator kinerja yaitu ketuntasan klasikal 80%. Ada peningkatan rata-rata nilai dari siklus I yaitu 74
menjadi 80 pada seklus II. Dari hasil evaluasi siklus II tersebut dapat
dikatakan bahwa model pembelajaran Picture and Picture berhasil
meningkatkan keaktifan serta hasil belajar siswa pada pelajaran bahasa jawa materi teks narasi kelas VII SMP Teuku umar Semarang.
Menurut data keaktifan siswa siklus II menunjukkan jumlah
siswa yang aktif dalam pembelajaran ada 19 siswa atau
70,37%, sedangkan siswa yang memiliki keaktifan dengan kriteria
rendah ada 8 siswa atau 29,63%. Dengan demikian dapat
dikatakan keaktifan siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II sangat meningkat
daripada siklus I maka dinyatakan pada siklus II berhasil meningkatkan
keaktifan siswa.
Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan
Pembelajaran
Berdasarkan analisis hasil penelitian pada
siklus I yang belum meningkatkan
hasil belajar yang diharapkan karena masih banyak kekurangan dari peneliti dalam
mengkondisikan kelas secara keseluruhan. Maka dari itu peneliti melakukan
perbaikan pada siklus II, dan hasil analisis evaluasi tes diketahui terdapat
peningkatan hasil belajar yang luar biasa pada materi mata pelajaran bahasa
jawa materi tek narasi menggunakan model pembelajaran Picture and Picture.
Hal tersebut dilihat dari perolehan perbaikan
pembelajaran dengan nilai rata-rata prasiklus 64, siklus I 74, dan siklus II mengalami
peningkatan menjadi 80, dengan pencapaian
ketuntasan belajar individu pada data awal prasiklus sebesar 44%, siklus I sebesar 67%, siklus II sebesar 85%, sehingga indikator kinerja penelitian tindakan kelas ini
selesai pada siklus II. Pencapaian ketuntasan hasil belajar klasikal telah
mencapai target 80%. Perbandingan
peningkatan hasil belajar mulai dari data awal prasiklus hingga pelaksanaan
perbaikan pada siklus II.
Keaktifan siswa pada proses perbaikan
pembelajaran siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan. Pada siklus 2
prosentase keaktifan siswa dengan kategori aktif mencapai 70,37% dan Tidak
aktif mencapai 29,63%. Ini artinya seluruh siswa sudah relatif aktif dalam
kegiatan pembelajaran bahasa jawa
menggunakan model Picture and Picture.
Jika dianalisis dari hasil wawancara yang
peneliti lakukan pada siswa yang nilainya dibawah KKM pada prasiklus diantara
mereka mengatakan bahwa pelajaran bahasa jawa itu pelajaran yang susah karena
banyak sekali materinya dibuku LKS. Guru saat mengajar tidak menggunakan media
atau model pembelajaran sehingga siswa lebih diminta untuk membaca dan
mendengarkan saat guru menjelaskan. Oleh sebab itu hasil evaluasi siswa saat
mengerjakan soal banyak yang tidak tuntas.
Pada siklus I dan siklus II hasil wawancara siswa mengatakan pada saat
pembelajaran bahasa jawa
terutama materi teks narasi
menggunakan model pembelajaran Picture and Picture, siswa lebih antusias dan
senang karena banyak gambar-gambar yang diajarkan dalam memahami teks narasi. Dari gambar tersebut memudahkan siswa dalam
mengklasifikan macam-macam teks narasi dan
kegiatan kelompok membuat siswa lebih aktif serta bekerjasama antar siswa
lainnya.
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran Picture and Picture dapat
meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan siswa pada pembelajaran bahasa jawa materi teks narasi pada siswa kelas VII SMP Teuku umar
Semarang tahun pelajaran 2021/2022 semester ganjil. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dari ketercapaian indikator
keberhasilan penelitian tindakan kelas, dari 64 % (prasiklus, menjadi 74 % (siklus I), dan 85% (siklus II).
Selain itu, model Picture and Picture secara optimal dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat pada unsur yang menunjukkan keaktifan
siswa yang meliputi aspek kedisiplinan, kerjasama, dan
kepercayaan diri siswa secara umum 70,37% telah mencapai kategori aktif.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, disampaikan
saran antara lain 1) Guru sebagai pendidik hendaknya menerapkan berbagai inovasi
pembelajaran, seperti model Picture and Picture dalam pembelajaran
secara variatif sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, 2) Guru hendaknya mendesain pembelajaran semenarik mungkin
dengan memperhatikan segenap komponen pengajaran,
sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif dan bermakna bagi siswa,
3) Guru
perlu menggunakan media pembelajaran yang variatif dan kongkrit agar pembelajaran bahasa
jawa siswa memahami materi seutuhnya dan mampu
Daftar
Pustaka
Al-Tabani,
Trianto Ibnu Badar. 2015. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Guided Inquiry . Jakarta:
Prenadamedia Group.
Arikunto, S., Suhardjono., Supardi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto. 2010. Belajar dan
Mengajar. Bandung: Yrama Widya.
Ratumanan, T. G.
2015. Inovasi Pembelajaran.
Yogyakarta: Ombak.
Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer.
Bandung: Alfabeta.
Siregar, E. 2014.
Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Slameto. 2010. Belajar
dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineke Cipta.
Susanto, Ahmad.
2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Suyono, dan
Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wonorahardjo,
Surjani. 2010. Dasar-Dasar Sains.
Jakarta: Indeks.
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian: Lengkap,
Praktis, dan Mudah Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Gaffar,
Aden Arif.
(2018).
Penerapan Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe Picture And Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa SMP Pada Pembelajaran IPA.
Jurnal Bio Education. Vol 3 No.1, hlm. 10-21.
Kharis, Ahmad. (2019). Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa
Melalui Model Pembelajaran Picture And Picture Berbasis IT Pada Tematik. Mimbar PGSD
UNDIKSHA. Vol
7 No.3.
Joko Suseno. (2013). Peningkatan Keaktifan Belajar Melalui Strategi Picture and Picture Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SDN 2 Mendak Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Astuti, Sri. (2018). “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Manfaat energi Melalui Model Guided Inquiry Kelas IV SD Negeri Candi 01 Semarang 2018/2019”. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang.
https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-model-pembelajaran-picture-picture/